Thursday, July 3, 2008

0

Morning Erection

Bisa tidaknya Mr.P berkokok di pagi hari dapat menentukan sehat atau tidaknya senjata seorang pria. Kendati bukan tolok ukur utama namun ereksi di pagi hari bisa digunakan mengetes fungsi alat genital kaum Adam. Banyak faktor yang bisa membuat seseorang dapat mengalami morning erection
STIMULASI OTAK. Menurut Dr. Naek.L.Tobing, gejala morning erection bagi kaum pria adalah normal. Bahkan bisa tidak seseorang ereksi di pagi hari dapat dijadikan sebagi indikator Mr P masih berada dalam keadaan normal atau tidak.
TAK BAHAYA. Menurutnya, jika seseorang mengalami ereksi di pagi lalu tidak dilanjutkan dengan aktivitas seks, maka hal tersebut tidak akan membahayakan yang bersangkutan. "Ereksi ya ereksi, penyaluran itu urusan lain," ujarnya

0

TELAPAK TANGAN BUKAN TERMOMETER

Menempelkan telapak tangan ke dahi di Buyung atau si Upik bukan cara tepat untuk menggolongkan suhu badannya panas, normal, atau dingin. Naiknya suhu tubuh bukan serta merta petunjuk ia harus diminumi obat turun panas.Dr. Paul Zakaria daGomez, ahli imunologi dari RS Harapan Kita, menguraikan duduk persoalannya, termasuk kapan obat turun panas diperlukan.

Setiap hari televisi menyuguhkan pelbagai macam iklan obat penurun panas. Semuanya mengklaim serba cespleng! Orang tua mana yang tidak cemas kalau anaknya menderita panas? Nomor satu pasti buru-buru mencari obat penurun panas, entah dari lemari obatnya sendiri, beli di warung, atau minta tetangga.

Setiap kali anak kita tidak enak badan, pasti gerakan refleks kita langsung menempelkan tangan ke dahi atau lehernya. Tapi telapak tangan sebagai alat pengukur panas sebenarnya bersifat sangat subyektif. Artinya, ia tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk menggolongkan apakah suhu seseorang panas, normal, atau dingin.

Seseorang dengan metabolisme tubuh rendah atau menderita anemia di mana suhu tangannya lebih dingin, akan lebih peka bila meraba seseorang yang suhu tubuhnya tinggi dibandingkan dengan mereka yang metabolisme tubuhnya normal dan suhu tangannya lebih hangat. Karena tingkat metabolisme dan mekanisme sirkulasi darah tiap individu bervariasi, sudah tentu mengukur suhu badan seseorang dengan punggung telapak tangan tidaklah tepat.

Karena itu setiap keluarga hendaknya menyediakan termometer air raksa yang harganya relatif murah. Alat pengukur panas ini lebih bisa diandalkan. Dalam keadaan sangat mendesak data tersebut bahkan bisa langsung dikonsultasikan ke dokter lewat telepon.

Mekanisme kekebalan
Suhu rata-rata tubuh normal dan sehat seseorang menurut beberapa peneliti barat seperti Becquerel dan Berscher (1835) dan Wunderlich (1868), adalah 37 C. Suhu tubuh normal seseorang sesungguhnya bervariasi tergantung pada waktu pengukuran (pagi, siang atau malam), tempat pengukuran (dalam rongga mulut, di ketiak, atau dalam dubur), faktor usia serta tingkat metabolisme (sebelum atau sesudah makan, sebelum atau setelah melakukan aktivitas fisik). Pengukuran suhu dengan termometer lewat rongga mulut atau dubur akan lebih tepat daripada lewat ketiak.

Suhu tubuh paling rendah pada pagi hari (5.00 - 6.00) dan paling tinggi senja hingga malam hari. Perbedaan antara suhu terendah dan tertinggi bervariasi, sekitar 0,3 C-1,5 C. Semula perbedaan itu diduga hanya karena perbedaan cuaca, suhu serta kelembapan saja, ternyata juga karena faktor irama diurnal (saat tidur dan melek) yang berkembang sejak usia 1 - 2 tahun dan berlangsung terus seumur hidup.

Suhu tubuh rata-rata orang dewasa di bawah 37 C. Seorang peneliti, Horvath SM dkk. pernah meneliti 54 orang dewasa muda (usia 23 tahun) selama beberapa bulan dengan kesimpulan, nilai rata-rata suhu rongga mulut pada pagi hari 36,5 C dan malam hari 36,8 C. Peneliti lain, Dinarello dan Wolff dari Inggris melaporkan, hasil penelitian pada sembilan orang dewasa mudah (22 tahun), dalam seharinya rata-rata suhu badan mereka 36,6 C dengan nilai terendah 36,4 C dan tertinggi 36,8 C. Suhu rata-rata rongga mulut orang tua lebih rendah daripada orang muda, tetapi suhu duburnya sama.

Padahal suhu anus biasanya lebih tinggi daripada suhu rongga mulut. Perbedaan ini sangat bervariasi. Pada orang muda, suhu lubang keluaran itu rata-rata 0,56 C lebih tinggi daripada suhu rongga mulut.

Pada anak usia kurang dari 12 tahun, suhu tubuh waktu malam hari sering lebih tinggi, rata-rata 37,4 C. Sebagai pedoman kasar, suhu tubuh anak yang tidak melebihi 38 C (antara 36 C - 38 C) tidak perlu dirisaukan karena belum merupakan indikasi untuk diberi obat penurun panas. Karena sebenarnya suhu yang agak panas malah diperlukan untuk pertumbuhan dan sebagai salah satu mekanisme untuk mempertahankan tubuh dari serangan infeksi atau masuknya benda asing ke dalam tubuh.

Hal ini pernah dikemukakan oleh seorang ahli imunologi - infeksi dari Belanda, van den Meer. Kemudian, ia mengingatkan hendaknya pemakaian obat penurun panas terlalu dini berarti tidak memberikan kesempatan pada tubuh untuk melaksanakan fungsi mekanisme pertahanan tubuh (kekebalan). Kalau jamur yang sedang tumbuh (misalnya pada oncom dan
tempe) menghasilkan panas dan membutuhkan kalori, demikian pula manusia. Tumbuh kembang anak lebih pesat daripada orang dewasa sehingga secara otomatis menghasilkan panas lebih banyak pula.

Menurunkan panas tanpa obat
Untuk mengatasi demam, lebih baik mengusahakan dulu dengan menyeka seluruh permukaan tubuh beberapa kali (terutama sewaktu suhu tubuh meningkat) dengan handuk kecil dibasahi air hangat. Tindakan ini akan melancarkan sirkulasi darah dan membuka pori-pori kulit sehingga memberikan kesempatan panas keluar dari tubuh ke lingkungan sekitarnya. Ruang ventilasi yang baik di mana udara berlangsung secara teratur atau kamar ber- AC, sangat dianjurkan untuk merawat penderita demam.

Pakaian yang sudah basah karena keringat hendaknya segera diganti dengan yang kering. Sebaiknya dari katun yang lebih mengisap keringat, bukan yang sintetis. Bila usaha ini tidak berhasil dan suhu badan mencapai 38 C, barulah penderita diberi obat penurun panas (anti- piretika). Dosis obat penurun panas jenis asetaminofen, yang umum dijual di warung atau apotek seperti Tempra, Panadol, Parasetamol, dll adalah 10 mg/kg berat badan/hari dibagi 3 dosis (diminum 3 kali sehari).

Bila sudah diberi obat penurun panas dua kali tetapi suhu badan tetap belum turun juga, berkonsultasilah ke dokter. Mungkin demam yang diderita bisa karena infeksi bakteri yang agak berat yang tidak bisa mengandalkan mekanisme kekebalan tubuh atau obat penurun panas saja, tapi memerlukan obat antibiotika. Biarlah dokter yang menentukan pemilihan obatnya.


diambil dari :www.indomedia.com

0

PNEUMONIA

Pengertian Pnemonia


Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.


Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.

Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)
Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia )
Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru

Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa.

Mengobati Pneumonia
Anda mengalami tanda-tanda penumonia ?, Jangan khawatir, kesempatan sembuh masih amat besar dengan syarat-syarat berikut ini; usia masih muda, dideteksi sejak dini, sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, infeksi belum menyebar, dan tidak ada infeksi lain.
Pengobatan awal biasanya adalah antibiotik, yang cukup manjur mengatasi penumonia oleh bakteri, mikoplasma dan beberapa kasus rickettsia.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati dirumah. Biasanya dokter yang menangani peneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, seranganberikutnya bisa lebih berat dibanding yang pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah.
Pada pasien yang berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk mengembvalikan kondisi tubuh. Namun, mereka yang sudah sembuh dari dari pneumonia mikoplasma akan letih lesu dalam waktu yang panjang. Secara rutin, pasien yang sudah sembuh dari pneumonia jangan dilarang kembali melakukan aktifitasnya. Namun mereka perlu diingatkan untuk tidak langsung melakukan yang berat-berat. Soalnya, istirahat cukup merupakan kunci untuk kembali sehat.
Untuk menangani pernapasan akut parah ( Severe Acute Respiratory Syndrom/SARS) yang masih misterius, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan para petugas kesehatan untuk menerapkan Universal Precautions. Artinya, mereka harus mengenakan sarung tangan, masker, sepatu boot dan jas yang melindungi seluruh tubuh dari kontak langsung dengan penderita. Buat penderitanya juga dianjurkan untuk mengenakan masker dan pelindung lain sampai SARS-nya ditanggulangi. Pasien yang dicurigai atau kemungkinan besar terkena SARS harus diisolasi. Ruang perawatannya harus bertekanan rendah dengan pintu tertutup rapat, tidak sharing dengan pasien lain ( termasuk dengan pasien sindrom serupa ) dan punya fasilitas kamar mandi dan kloset sendiri.
Semua peralatan yang digunakan sebaiknya sekali pakai dan ruangan dibersihkan dengan menggunakan desinfektans yang mengandung antibakteri, antivirus dan antijamur. Pasien sebaiknya dijaga tidak banyak bergerak. Pasien maupun para petugas kesehatan yang menangani dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari penyebaran. Karena antibiotika berspekturm luas tidak menunjukkan efektifitas menangani SARS, WHO lebih menganjurkan untuk memanfaatkan suntikan intravena ribavirin dan steroid untuk menstabilkan kondisi pasien yang sudah kritis.

Kenali Pneumonia biar tak Terlambat
PNEUMONIA sebenarnya bukan peyakit baru. American Lung Association misalnya, menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun kemudian. Namun tahun 2000, kombinasi pneumonia dan influenza kembali merajalela dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu.
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru ? paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Gara ? gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel.

Pneumonia Oleh Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah yang paling berisiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat cepat. Bibir dan kuku mungkin membiru karena tubuh kekurangan oksigen. Pada kasus yang eksterm, pasien akan mengigil, gigi bergemelutuk, sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan lendir berwarna hijau. Sebelum terlambat, penyakit ini masih bisa diobati. Bahkan untuk pencegahan vaksinnya pun sudah tersedia.

Pneumonia Oleh Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas-terutama pada anak-anak- gangguan ini bisa memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat.
Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan.
Gejala Pneumonia oleh virus sama saja dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan letih lesu, selama 12 ? 136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru.

Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical Penumonia ).
Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dnia II. Mikoplasma adalah agen terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya.
Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.
Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama.

Pneumonia Jenis Lain
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS.
PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan.
Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan , gas, debu maupun jamur.
Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali dioabati sejak dini.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=48

0

Estimasi lamanya pemakaian kateter



Kateter merupakan suatu alat yang dimasukkan kedalam uretra sampai ke vesica urinary. Sebenarnya kateter terbuat dari material tertentu, dimana material tersebut menentukkan berapa lama alat tersebut bisa tetap berada di dalam tubuh pasien.

1. kateter yang menggunakan bahan yang terbuat dari plastik digunakan hanya untuk periode yang singkat ( dibawah 1minggu ), karena bila lebih kateter tersebut menjadi tidak fleksibel.

2. kateter yang terbuat dari bahan latex atau rubber, dapat dipertahankan di tubuh pasien dengan jangka waktu 2 sampai 3 minggu.

3. kateter yang terbuat dari bahan silicon, mempunyai waktu yang lebih lama dan digunakan pada pasien yang membutuhkan pemasangan kateter yang lama, biasanya dapat dipertahankan 2 sampai 3 bulan. Kelemahannya.....otomatis barang bagus pasti.......................................mahal.

4. kateter dengan bahan dari PVC, dapat dipertahankan di dalam tubuh pasien dengan jarak waktu 4 sampai 6 minggu, bahan ini lembut dan nyaman untuk uretra.

Yang terpenting disini bukan lamanya alat tersebut berada didalam tubuh pasien, tetapi bagaimana alat tersebut dapat meminimalkan penderitaan pasien. Otomatis perlu adanya peran perawat dalam melakukan perawatan pada alat tersebut untuk mencegah jangan sampai alat tersebut menjadi sumber infeksi bagi pasien.

0

Perawatan Paliatif?

Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.

Jadi, tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit. Dan yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya.

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah tidak dapat disembuhkan lagi, tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker, bahkan juga pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIV/AIDS dan berbagai kelainan yang bersifat kronis.

Menurut dr. Maria A. Witjaksono, dokter Palliative Care Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, prinsip-prinsip perawatan paliatif adalah sebagai berikut:

1. Menghargai setiap kehidupan.
2. Menganggap kematian sebagai proses yang normal.
3. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
4. Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan.
5. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
6. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga.
7. Menghindari tindakan medis yang sia-sia.
8. Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat.
9. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita.

Di Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr. Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).

Di RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri. Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah, day care, dan respite care.

Pengertian rawat jalan dan rawat inap sudah cukup jelas. Rawat rumah (home care) dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita, terutama yang karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif, psikiater, perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan keluarganya, bukan hanya menyangkut masalah medis/biologis, tetapi juga masalah psikis, sosial, dan spiritual.

Day care merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap, misalnya perawatan luka, kemoterapi, dsb. Sedang respite care merupakan layanan yang bersifat psikologis. Di sini penderita maupun keluarganya dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik, atau sekedar bersantai dan beristirahat. Bisa juga menitipkan penderita kanker (selama jam kerja), jika pendamping atau keluarga yang merawatnya ada keperluan lain.

Menurut Prof. R. Sunaryadi Tejawinata dr., SpTHT (K), FAAO, PGD.Pall.Med (ECU) –Kepala Pusat Pengembangan Paliatif & Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo periode 1992-2006– salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur. Begitu pentingnya aspek ini, sampai melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan paliatif.

Beliau juga menyatakan, pada penderita kanker yang tidak mungkin tersembuhkan lagi, perawatan paliatif pada dasarnya adalah upaya untuk mempersiapkan awal kehidupan baru (akhirat) yang berkualitas. Tidak ada bedanya dengan perawatan kandungan yang dilakukan seorang calon ibu, yang sejak awal kehamilannya rutin memeriksakan diri untuk memastikan kesehatannya dan tumbuh kembang calon bayinya, agar dapat melewati proses kelahiran dengan sehat dan selamat, selanjutnya dalam kehidupan barunya sebagai manusia si bayi dapat tumbuh menjadi manusia yang sehat dan berkualitas.

Sedang bagi penderita kanker stadium dini, perawatan paliatif merupakan pendamping pengobatan medis. Meningkatnya kualitas kehidupan pasien karena perawatan paliatif diharapkan akan membantu proses penyembuhan kanker secara keseluruhan.

sumber.http://rumahkanker.com/content/view/24/45Perawatan Paliatif? Apa Sih?

Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.

Jadi, tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit. Dan yang ditangani bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya.

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah tidak dapat disembuhkan lagi, tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker, bahkan juga pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIV/AIDS dan berbagai kelainan yang bersifat kronis.

Menurut dr. Maria A. Witjaksono, dokter Palliative Care Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, prinsip-prinsip perawatan paliatif adalah sebagai berikut:

1. Menghargai setiap kehidupan.
2. Menganggap kematian sebagai proses yang normal.
3. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
4. Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan.
5. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
6. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga.
7. Menghindari tindakan medis yang sia-sia.
8. Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat.
9. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita.

Di Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr. Soetomo (Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).

Di RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri. Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah, day care, dan respite care.

Pengertian rawat jalan dan rawat inap sudah cukup jelas. Rawat rumah (home care) dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita, terutama yang karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif, psikiater, perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan keluarganya, bukan hanya menyangkut masalah medis/biologis, tetapi juga masalah psikis, sosial, dan spiritual.

Day care merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap, misalnya perawatan luka, kemoterapi, dsb. Sedang respite care merupakan layanan yang bersifat psikologis. Di sini penderita maupun keluarganya dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik, atau sekedar bersantai dan beristirahat. Bisa juga menitipkan penderita kanker (selama jam kerja), jika pendamping atau keluarga yang merawatnya ada keperluan lain.

Menurut Prof. R. Sunaryadi Tejawinata dr., SpTHT (K), FAAO, PGD.Pall.Med (ECU) –Kepala Pusat Pengembangan Paliatif & Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo periode 1992-2006– salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah kasih, kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur. Begitu pentingnya aspek ini, sampai melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan paliatif.

Beliau juga menyatakan, pada penderita kanker yang tidak mungkin tersembuhkan lagi, perawatan paliatif pada dasarnya adalah upaya untuk mempersiapkan awal kehidupan baru (akhirat) yang berkualitas. Tidak ada bedanya dengan perawatan kandungan yang dilakukan seorang calon ibu, yang sejak awal kehamilannya rutin memeriksakan diri untuk memastikan kesehatannya dan tumbuh kembang calon bayinya, agar dapat melewati proses kelahiran dengan sehat dan selamat, selanjutnya dalam kehidupan barunya sebagai manusia si bayi dapat tumbuh menjadi manusia yang sehat dan berkualitas.

Sedang bagi penderita kanker stadium dini, perawatan paliatif merupakan pendamping pengobatan medis. Meningkatnya kualitas kehidupan pasien karena perawatan paliatif diharapkan akan membantu proses penyembuhan kanker secara keseluruhan.

sumber.http://rumahkanker.com

0

Menjaga Kesehatan Balita

Kesehatan anak, khususnya balita, penting artinya bagi keluarga. Ibaratnya, kesehatan anak adalah kebahagiaan orang tua.

Wajar ketika anak enggan ngedot, terserang pilek, demam, atau problem lainnya, orang tua kelabakan. Lantas, apa yang mesti dilakukan bila si kecil sakit, bagaimana pula mencegahnya?

Beberapa penyakit yang umum diderita anak hampir dipastikan pada satu saat menyerang anak kita. Oleh sebab itu gejala penyakit dan cara penanganannya perlu dikenali. Penanganan juga bukan hanya membantu penyembuhan, namun juga dapat mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh.
Penyakit yang sering diderita bayi dan balita, menurut Dr. Kishore R.J., dokter spesialis anak yang berpraktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina di Jatinegara, Jakarta, antara lain, demam, infeksi saluran napas, dan diare. "Tapi yang sering membuat orang tua segera membawa anaknya berobat adalah demam dan diare. Kalau batuk-pilek biasanya masih bisa ditunda," tuturnya.
Demam memang bukan penyakit, tapi gejala suatu penyakit. Semisal karena batuk dan pilek, radang tenggorokan, diare, infeksi lain pada saluran pencernaan, atau infeksi saluran napas. Dalam buku Mengatasi Gangguan Kesehatan pada Anak-Anak, karangan dr. Anies dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, kenaikan suhu tubuh juga sering terjadi saat tumbuh gigi pertama. Suhu tubuh juga akan meninggi sehabis memperoleh imunisasi DPT (difteria, pertusis, dan tetanus), namun hanya berlangsung kira-kira 24 jam.
Anak dikatakan demam, bila suhu tubuhnya di atas 37,5oC. Kalau itu yang terjadi, tidurkan anak dalam ruang ber-AC atau berkipas angin, kalau ada. "Kenakan pakaian yang tipis. Jangan diselimuti dengan selimut tebal - kecuali si anak menggigil - karena justru akan meningkatkan suhu tubuh," jelas Kishore.

Adalah bijaksana kalau di rumah selalu tersedia obat turun panas sebelum anak dibawa ke dokter. Parasetamol biasa dipakai dan aman untuk anak dan bayi. Selain obat turun panas, dr. Anies menyarankan agar anak diberi banyak minum ketika terserang demam. Boleh air putih, susu, air jeruk, sari buah, atau kaldu hangat. Dengan begitu anak akan mudah berkeringat sehingga suhu tubuh menurun. Seka keringat pada tubuhnya dengan handuk basah, bedaki seluruh tubuh, dan gantilah pakaiannya dengan yang kering supaya merasa segar.
Untuk menurunkan suhu tubuh bisa dibantu dengan mengompres kening dengan lap atau handuk basah. Selama suhu tubuhnya masih tinggi, kompres tetap perlu. Upaya menurunkan suhu tubuh ini perlu untuk mencegah terjadinya kejang-kejang atau setip.


Air tajin untuk diare
Diare yang disertai berkurangnya cairan tubuh (dehidrasi), batuk disertai sesak napas, gejala ke arah asma meskipun bukan asma, atau infeksi saluran napas bagian bawah, dan demam berdarah, menurut Kishore, perlu mendapat perawatan khusus.
Penyebab diare umumnya makanan. Bisa karena keracunan makanan atau karena kuman dalam makanan. Kalau makanannya beracun, gejala utamanya muntah, baru diikuti diare. Kalau karena kuman pada makanan, biasanya diare dulu baru kemudian muntah.
Dalam bukunya, dr. Anies menyebutkan, diare merupakan keadaan gawat darurat sehingga harus segera ditanggulangi sebelum kondisi dehidrasi terjadi, yaitu pertama-tama dengan memberikan banyak minum. Pemberian susu formula dan jus buah dihentikan sementara.


Namun, ASI tetap dilanjutkan.
Bila diare terjadi berulang kali, anak akan kehilangan banyak cairan, bahkan sejumlah mineral penting, seperti sodium, potasium, dan klorida ikut terbuang. Bila berkelanjutan, bisa terjadi ketidakseimbangan cairan tubuh sehingga timbul dehidrasi. Kondisi dehdarasi inilah yang paling dikhawatirkan meski diare pada dasarnya akan sembuh sendiri.
Tanda-tanda dehidrasi antara lain anak menangis tanpa air mata, mulut dan bibir kering, selalu merasa haus. Air seni keluar sedikit dan berwarna gelap, ada kalanya tidak keluar sama sekali. Juga, mata cekung atau terbenam. Pada bayi tanda dehidrasi bisa dilihat lewat ubun-ubun yang menjadi cekung. Juga anak mengantuk, kulit pucat atau kekenyalan tubuh berkurang, dan bekas cubitan tidak cepat kembali normal.
Untuk mengatasinya, anak perlu diberi cairan sebanyak mungkin. "Tidak harus larutan oralit. Bisa berupa teh manis, air gula garam, jus, sup. Air tajin justru cukup efektif bagi bayi untuk mengatasi diare. Juga jauh lebih baik dibandingkan dengan oralit karena tajin mengandung glukosa polimer yang mudah diserap," jelas Kishore.
Larutan gula garam dibuat dengan perbandingan dua sendok teh gula pasir dan setengah sendok teh garam untuk segelas air putih. Larutan ini, menurut dr. Anies, diberikan sedikitnya setengah gelas tiap kali anak muntah atau buang air besar. Bisa juga diberikan satu sendok makan setiap lima menit, sampai anak dapat buang air kecil secara normal.
Air tajin selain cepat dicerna, juga mengandung kadar glukosa cukup tinggi, yang akan mempermudah penyerapan elektrolit. Selain itu dua macam poliglukosa dalam tepung tajin dapat menyebabkan feses lebih padat. Keuntungan lain air tajin adalah adanya kandungan proteinnya, yaitu 7 - 10 %. Sedangkan garam oralit tidak mengandung protein. Penggunaan air tajin sebagai "obat diare", menurut dr. Anies, tidak berbahaya untuk bayi sekalipun.

Alergi hingga gondong
Yang juga sering diderita anak-anak adalah alergi, dan yang paling sering alergi saluran pernapasan. Menurut dr. Anies, penyebabnya bisa macam-macam. Gelaja umumnya sama, yakni bersin-bersin, mata berair, hidung tersumbat, ingusan, dan gatal. Anak biasanya menggaruk-garuk hidungnya dengan punggung tangannya.
Bila sedang terserang, disarankan anak dihindarkan dari pencetusnya. Kalau pencetusnya debu, seisi kamarnya harus bebas debu dan diusahakan tidak lembap. Tirai, karpet, dan sejenisnya disingkirkan.

Gangguan pernapasan lainnya adalah asma. Pencetusnya bisa karena pilek dan selesma, terlalu banyak bergerak, udara dingin, perubahan emosi, asap rokok, perubahan cuaca, dan alergi (udara, debu rumah, bulu binatang, makanan, dsb.). Namun, yang paling sering ialah alergi. Ada kalanya gabungan beberapa pencetus asma dapat menimbulkan serangan. Misalnya, ketika sedang berlari-lari anak tidak terserang asma. Tetapi kalau berlari-lari saat cuaca dingin, serangan asma timbul.
Ketika terserang asma, anak diberi obat yang diresepkan dokter. Jika anak sulit bernapas sampai tak mampu menelan makanan, bibir dan lidah kebiruan, segera saja hubungi dokter.
Obat asma sebenarnya bersifat sementara. Kalau pencetusnya ada, sesak napas akan berulang. Jadi, langkah pencegahan terbaik, bebaskan anak dari segala pencetusnya.
Selain itu, anak-anak sering tak luput dari serangan batuk, yang juga merupakan gejala suatu penyakit. Misalnya karena gangguan pada saluran pernapasan. Meski demikian, menurut dr. Anies, batuk yang berlebihan bisa sangat mengganggu, bahkan mengakibatkan berbagai komplikasi.

Beberapa penyebab batuk menahun dan berulang misalnya bronkitis atau radang tenggorokan, asma, kelainan paru-paru menahun, masuknya benda asing atau makanan ke saluran napas, dan kelainan bawaan pada saluran napas. Namun, bisa juga karena gangguan psikologis, semisal setelah kelahiran adik baru.

Keluhan batuk perlu disampaikan ke dokter, apakah karena perubahan cuaca pagi, malam, atau sepanjang hari. Sewaktu duduk, apakah si kecil mengeluarkan dahak atau tidak. Perlu disampaikan pula asal mula, ciri-ciri batuk, untuk mempermudah diagnosis dan pengobatannya.
Batuk rejan merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas, tepatnya pada batang tenggorokan. Penyebabnya kuman Hemophilus pertussis. Batuk rejan yang juga dikenal sebagai "batuk seratus hari" atau kinkhoest berlangsung selama dua bulan lebih, kalau tidak diobati dengan baik. Gejalanya mirip influenza, yaitu batuk dan pilek ringan serta menurunnya nafsu makan, yang berlangsung kira-kira 1 - 2 minggu.
Bayi dan balita, menurut dr. Anies, termasuk kelompok yang paling sering menderita batuk rejan. Jika batuk ini tak diobati dengan baik, dikhawatirkan akan terjadi komplikasi. Agar tidak tertular, jauhkan anak dari penderita batuk rejan. Pencegahan utama, tulis dr. Anies, adalah pemberian vaksinasi DPT sebanyak tiga kali. Suntikan ulangan diberikan satu tahun setelah suntikan dasar ketiga dilakukan. Vaksinasi DPT yang pertama telah dianjurkan bagi bayi yang berusia tiga bulan.

Influenza sebenarnya bukan penyakit berbahaya. Disebabkan sejenis virus, penyakit ini umumnya menyerang sebagai wabah dan akan berlangsung selama 3 - 4 hari. Jarang menimbulkan komplikasi, sekalipun disertai demam tinggi. Namun, kalau daya tahan tubuh penderita menurun, maka infeksi sekunder, seperti pneumonia, bronkitis, infeksi telinga atau sinusitis, dapat muncul. Jika ini terjadi, anak segera dibawa ke dokter.
Untuk mengatasinya, anak perlu cukup istirahat dan diberi cukup cairan. Sari buah atau air bisa untuk mengganti cairan yang hilang karena berkeringat. Kopi, teh, dan susu tidak dianjurkan. Setiap tiga atau empat jam sekali, suhu tubuh anak diperiksa. Jika suhu naik mencapai lebih dari 38oC dan tidak turun dalam waktu 36 jam, segera bawa ke dokter.
Anak-anak pun sering menderita selesma dan pilek, lebih-lebih bila daya tahan tubuh anak kurang baik. Anak yang mengalami pilek akibat virus ini perlu diajari mengeluarkan lendir dalam hidungnya untuk mencegah terjadinya penumpukan lendir yang dapat mengganggu organ lain, misalnya telinga.

Dalam kondisi seperti ini, anak perlu banyak istirahat dan makan menu bergizi. Sari buah segar baik untuk penderita penyakit ini. Bila suhu tubuh meningkat, anak dapat diberi obat penurun panas atau kompres dingin untuk mencegah kemungkinan timbulnya kejang.

Gondong juga kerap diderita anak-anak. Penyebabnya sejenis virus yang menyerang kelenjar ludah, yaitu parotid kelenjar ludah besar di depan telinga. Sering pula terjadi pada kelenjar di bawah rahang dan biasanya kedua sisi yang terkena.
Beristirahat di tempat tidur dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Tidak berlaku pantangan makanan dan minuman, tapi makanan yang lunak dan mudah dicerna sangat dianjurkan. Makanan seperti agar-agar, serikaya, sup kaldu, dan sayuran yang dihaluskan, baik bagi penderita gondong. Perlu cukup minum untuk menggantikan cairan yang keluar melalui keringat.
Dokter biasanya memberikan obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang diminumkan selama gejala penyakit masih ada. Bila anak merasa kepala maupun buah zakarnya sakit, perut dan daerah kemaluan terasa nyeri, segera dibawa ke dokter.

Sedia obat sebelum sakit
Apa yang mesti dilakukan agar anak tidak mudah terserang penyakit? "Ya, tergantung penyakitnya. Agar anak kita tidak terserang batuk-pilek, hindarkan anak dari penderita batuk-pilek," ujar Dr. Kishore.
Untuk mencegah diare, saran Dr. Kishore, jangan makan jajanan dari luar yang kurang terjamin kebersihannya. Bagi bayi, botol susu harus disterilkan. Yang paling penting menjaga kebersihan. "Yang sering terjadi, dot jatuh dan dipasang kembali karena baby sitter malas mencucinya. Atau, susu sudah berjam-jam diminumkan lagi," ujarnya. Hal-hal demikian banyak terjadi terutama pada keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah sekali, atau tinggi sekali, yang menyerahkan perawatan anak sepenuhnya pada pengasuh bayi.
Dalam kotak obat keluarga sebaiknya tersedia jenis obat anak, seperti obat turun panas dan antidiare. Juga jenis obat lain berdasarkan kasus demi kasus yang biasa diderita anak. Misalnya, untuk anak yang sering kambuh asmanya, perlu disediakan obat cadangan dengan resep dokter untuk persediaan kalau asmanya timbul.

Dalam pemeliharaan kesehatan anak, pemenuhan gizi berpengaruh terhadap kesehatan dan daya tahan anak. "Kalau gizi baik, risiko anak terkena penyakit berkurang. Kalaupun terkena kuman, karena daya tahan tubuhnya bagus, ia tidak sampai sakit, tapi hanya berupa gejala. Misalnya, diare sebentar kemudian diare itu hilang," jelas Dr. Kishore.
Daya tahan tubuh, yang dikenal sebagai immunoglobulin berasal dari protein. Kalau tidak ada protein, tidak akan terbentuk faktor daya tahan tubuh. "Jadi, ada korelasi langsung antara gizi dan daya tahan tubuh. Semakin buruk gizinya, semakin jelek daya tahan tubuhnya, semakin sering terinfeksi, semakin turun nafsu makannya, dan semakin turun lagi daya tahan tubuhnya. Semua menjadi seperti lingkaran setan," tutur Dr. Kishore. Itulah pentingnya dilakukan imunisasi pada anak.

"Menu ideal untuk bayi dan anak balita adalah yang seimbang. Mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan anak," katanya.
Yang pasti, makanan untuk balita harus cukup energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur. Semua gizi esensial harus cukup. Kebutuhan energi bayi dan anak relatif lebih besar daripada orang dewasa, karena pertumbuhannya yang pesat. Demikian pula kebutuhan protein balita relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Protein merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yakni untuk pertumbuhan dan pembentukan protein serum, hemoglobin, enzim, dan antibodi. Juga untuk menggantikan sel-sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh dan sumber energi.
"ASI (Air Susu Ibu) tetap merupakan yang paling penting bagi bayi dan anak balita," tegas Dr. Kishore. Selain penting selama masa anak-anak, ASI juga sebagai makanan utama bayi. "Di samping itu juga murah, aman, higienis, dan sangat membantu pertumbuhan bayi," tegasnya.
Produksi ASI sampai hari kelima, yang disebut kolostrum (cairan kental kekuningan), sangat baik bagi bayi. Ia mengandung banyak antibodi, protein, mineral, dan vitamin A. Yang jelas, kata Kishore, ASI merupakan makanan terbaik yang tak tergantikan oleh segala bentuk makanan lain, baik susu formula, food supplement, ataupun suplemen vitamin. Tetapi, susu formula diperlukan untuk bayi-bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI. Misalnya, ketika ibu sakit dan produksi ASI tidak mencukupi.

Jadi, bukan berarti anak balita tak boleh sama sekali memakai susu formula atau PASI (pengganti air susu ibu). "Kalau ASI memang tidak cukup, ya harus ditambah susu formula. Tapi kalau cukup, berikan ASI selama minimal empat bulan, yang dikenal sebagai pemberian ASI eksklusif, tanpa makanan tambahan," jelas Kishore.
Dalam jumlah cukup, ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 3 - 4 bulan pertama. Setelah empat bulan, bayi perlu menu pelengkap atau tambahan (selain ASI atau PASI) karena kebutuhan gizi bayi meningkat, dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi ASI. Tapi bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Bahkan ASI dianjurkan tetap diberikan sampai anak berusia dua tahun. Tentu saja, kalau ASI masih diproduksi.

Dalam susu formula sudah terdapat asam amino esensial, asam lemak tak jenuh esensial, dan vitamin untuk kebutuhan sehari-hari. "Jadi, nggak perlu tambahan. Tambahan vitamin baru diberikan kalau ada gejala defisiensi vitamin. Atau, ketika muncul tanda-tanda malas makan, vitamin diberikan untuk merangsang nafsu makan anak," tuturnya.
Kalau susu formula diberikan sesuai kebutuhan, defisiensi tak akan terjadi. Bahkan, kalau sudah memperoleh menu makanan seimbang, tanpa susu formula pun anak tidak perlu lagi vitamin tambahan. Karena dalam menu yang seimbang itu sudah terdapat vitamin-vitamin yang dibutuhkan tubuh.
(idionline/NeT)

0

Asuhan keperawatan pada anak dengan Atrium Septal Defek (ASD)

Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium.
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.
Tiga macam variasi yang terdapat pada ASD, yaitu
1. Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum, mungkin disertai kelainan katup mitral.
2. Ostium Secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum.
3. Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara Vena Cava Superior dan Atrium Kanan.

Bagaimana Patofisiologi dan Etiologi serta Manifestasi, Pemeriksaan penunjang, KomplikasTerapi medis?

Bagaimana Asuhan Keperawatan meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan dan Evaluasi yang diharapkan?

Dapat anda klik disini....